68 Tahun Azhar Arsyad, Gagasan dan Kepemimpinan di Pendidikan Islam
Komentar

68 Tahun Azhar Arsyad, Gagasan dan Kepemimpinan di Pendidikan Islam

Komentar

Ismail Suardi Wekke
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong

Terkini.id, Gowa – Ketika itu, setamat sekolah dasar anak dari kampung di Tangkuli (Maros) berpindah belajar ke Makassar. Direktur Pesantren IMMIM tahun 1989, dengan nama lengkap kini Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA. Baru saja pulang dari Amerika Serikat menyelesaikan Pendidikan magister.

Dari lisan beliau sendiri, mendengar kalimat seperti New York, dan kosakata Bahasa Inggris dan Arab yang tak terhitung. Belajar Bersama beliau sampai 1995.

Tidak saja itu, 1995 sampai 1999 dimana beliau menjadi Pembantu Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang.

Dengan buku Bahasa Inggris “Your Basic Vocabulary” yang disusun semasa itu dan diterbitkan Toko Buku Pesantren (Ujung Pandang), kini diterbitkan Pustaka Pelajar (Yogyakarta).

Dalam buku itu, tidak hanya tentang klasifikasi kota Bahasa Inggris, tetapi juga terkait dengan teori A dan B. Dimana dalam menyusun kalimat Bahasa Inggris akan terbantu jika menggunakan pengelompokan A dan B.

Buku yang beliau tulis, bukan saja buku Bahasa Inggris, padahal lulusan Pendidikan Bahasa Arab. Beliau juga menulis buku Bahasa Arab, termasuk buku manajemen, dan media pendidikan.

Ketika meninggalkan bangku kuliah, di masa itu beliau masih pembantu dekan. Pada fase selanjutnya, beliau menjadi dekan dan kemudian menjadi rektor terakhir IAIN Alauddin Ujung Pandang.

Beliau pula yang menjadi rektor pertama Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang dilantik tahun 2006 setelah alih status kelembagaan IAIN ke UIN.

Ketika beliau menjabat sebagai rektor IAIN, pada masa itulah gelombang alih status perguruan tinggi Islam dari institut menjadi universitas. Sebagaimana sebelumnya, kelembagaan dari IKIP ke universitas negeri.

Kini, lima belas tahun setelah pendirian UIN Alauddin, pemimpin sudah berganti. Bahkan sudah tiga kali dengan nahkoda yang berbeda.

Nahkoda kali pertama mencapai usia 68 tahun. Beliau telah meletakkan pondasi awal, dan menjadi tugas bagi generasi selanjutnya untuk mempertahankan dan melanjutkan apa yang sudah diletakkan.

Beliau kini memimpin Institut Parahimah Indonesia. Ini menjadikan beliau, tidak pernah melepaskan diri untuk memikirkan pendidikan, terkhusus pendidikan Islam.

3 Mei ini, menjadi momentum yang spesial. Beliau tetap sehat dan terus menjadi bagian pendidikan Islam. Selamat ulang tahun, Gurunda. Walau murid-murid mengerti bahwa Gurunda tidak pernah merayakan secara khusus.