Terkini.id, Gowa – Dengan tiga pembicara, Khairuddin Kiramang (Curtin University, Australia), Dasapta Erwin Irawan (Institut Teknologi Bandung), dan Andi Ibrahim (Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar), panel dalam Pengenalan Sains Terbuka sebagai rangkaian SEAAFSID 2020, Kamis, 17 September 2020.
Dr. Andi Ibrahim, dosen Fakultas Adab dan Humaniora mengemukakan tentang sains terbuka dalam kaitan dengan literasi tradisi lokal di Sulawesi Selatan. “Lontara dalam hal ini, sudah mencontohkan keterbukaan dalam sains,” kata Andi Ibrahim.
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lembaga Pendidikan Indonesia (STIM LPI) dan Southeast Asia Academic Mobility (SEAAM) melaksanakan SEAAFSID (Southeast Asia Academic Forum on Sustainable Development) 2020.
Ismail Suardi Wekke, Komite Saintifik SEAAM menyatakan bahwa pelaksanaan SEAAFSID dengan fokus pembangunan berkelanjutan, saat ini memerlukan penyamaan persepsi terkait dengan sains terbuka.
“Dengan keterbukaan sains, ini akan memudahkan pencapaian target pembangunan berkelanjutan,” kata Ismail Suardi Wekke yang juga dosen di IAIN Sorong.
Dibuka sejak Senin, 14 September 2020, dan akan berlangsung sampai Minggu, 20 September 2020. Dalam sambutan pembukaan, Ketua STIM LPI, Andi Nuryadin, M.Si., mengemukakan bahwa forum ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mendiskusikan pembangunan berkelanjutan.
Andi Nuryadin, M.Si., menyampaikan bahwa era saat ini adalah masa dimana bukan lagi kompetisi tetapi justru kolaborasi.
Komite Saintifik SEAAM menegaskan bahwa forum dengan tema yang interdisipliner, kali ini juga memasukkan tema terkait Sains Terbuka. Dengan adanya sains terbuka, maka akan memudahkan penyebarluasan ilmu pengetahuan.
Untuk itu, komite saintifik SEAAM mengundang tiga nara sumber lintas institusi untuk mendiskusikan bersama tema sains terbuka untuk mendukung ekosistem keilmuan yang terbuka. Dengan keterbukaan ilmu pengetahuan, akan mewujudkan ketersebaran informasi dan juga mempermudah akses.
Baik Dasapta Erwin Wirawan maupun Khaeruddin Kiramang mengemukakan bahwa sains terbuka dimulai dengan akses terbuka. Dengan demikian, akan membentuk ekosistem keilmuan.
Herianto, M.Pd., dan Ibnu Hajar, M.Si., keduanya di sekretariat SEAAM menyatakan bahwa pelaksanaan SEAAFSID merupakan kegiatan berkala yang dilaksanakan SEAAM sejak 2017 merupakan wadah untuk mengundang pelbagai kalangan untuk bersama-sama menyatukan persepsi terkait pembangunan berkelanjutan.
“Tahun ini, dilaksanakan secara virtual. Kondisi pandemic covid-19, belum memberikan kesempatan untuk bertemu secara langsung, sehingga panitia memilih untuk melaksanakan daring,” tutup Ibnu Hajar yang juga dosen STAI DDI Kota Makassar.