Terkini.id, Gowa – Rektor IPI, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA., mengemukakan bahwa Institut Parahikma Indonesia sementara ini mendiskusikan peluang untuk membentuk pasca sarjana. Demikian disampaikan Senin, 26 Oktober 2020.
Rektor IPI mengemukakan bahwa saat ini, IPI didukung oleh tidak kurang dari 40 orang dosen dan sebagian besar di antaranya merupakan lulusan luar negeri.
Dengan potensi seperti ini, maka IPI mencanangkan untuk perlunya penguasaan bahasa asing bagi setiap mahasiswa. Tidak saja itu, tetapi juga program-program pengembangan kapasitas mahasiswa untuk membekali mereka memasuki dunia kerja.
IPI saat ini mengelola 4 program studi yaitu Pendidikan Agama Islam, Manajemen Pendidikan Islam, Tadris Bahasa Inggris, dan Ekonomi Syariah.
Lokasi kampus yang terletak di Samata Gowa dan juga Antang Makassar memberi peluang bagi mahasiswa untuk tinggal di asrama yang disiapkan oleh IPI.
- Kabar Gembira! Demi mengoptimalkan layanan, BSI Gowa hadirkan layanan Weekend Banking
- Warga Meminta Pilkades Pattiro Sompe Khususnya Di TPS 5 Diulang
- ASPEKSINDO Gelar Sosialisasi Program Kedaireka
- Banyak Atlet Berprestasi, Ketua GBNN Sulsel Minta Gubernur dan Walikota Berikan Bonus Lebih Besar
- GBNN Sulsel Yakin Makassar Dominasi Raihan Medali Emas di Porprov 2022
Namun ini semata-mata merupakan pilihan bagi mahasiswa dengan keterbatasan kemampuan manajemen untuk menyiapkan ataupun mewajibkan setiap mahasiswa untuk tinggal di dalam kampus.
IPI juga aktif bekerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, memungkinkan untuk pengembangan kapasitas mahasiswa dan juga dosen.
Ditemui oleh Gowa terkini, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA., yang pernah mengemban sebagai Rektor IAIN Alauddin dan juga Rektor UIN Alauddin menjelaskan bahwa IP merupakan wujud dari ikhtiar pengembangan pendidikan tinggi Islam .
Saat ini mahasiswa IPI tidak saja berasal dari Sulawesi Selatan tetapi juga dari provinsi-provinsi lain. untuk itu ke depan manajemen Ipi akan memperkenalkan perguruan tinggi ini dalam skala yang lebih luas.
Di masa pandemi pengembangan pendidikan tinggi seperti IPI tidak saja dalam bentuk pembelajaran online. Juga, melaksanakan penguatan kapasitas dan pengembangan jaringan perguruan tinggi.
Secara terjadwal kegiatan-kegiatan untuk memperkuat kapasitas mahasiswa dilaksanakan dengan kolaborasi lembaga internasional.
Begitupula secara aktif mengundang pembicara pembicara dan pakar dari perguruan tinggi terkemuka. Semuanya ini dalam rangka memberikan penguatan bagi terselenggaranya pembelajaran yang di tengah pandemi Harus terlaksana secara daring.
Sementara itu, Ismail Suardi Wekke, dosen IAIN Sorong yang mendapatkan kesempatan untuk menjadi santri Prof. Dr. Azhar Arsyad, di Pesantren IMMIM mengemukakan bahwa sejak awal mengenal Prof. Dr Azhar Arsyad, beliau adalah orang yang konsen dalam urusan penguasaan kemampuan berbahasa.
Dengan demikian keberadaan IPI tentu akan memberikan dukungan dan juga fasilitas bagi setiap mahasiswa untuk menguasai bahasa asing, yaitu Arab dan Inggris.
Ke depan, diharapkan IPI tidak tidak saja mengajarkan bahasa Inggris tetapi juga bahasa asing lainnya seperti Mandarin.
Selanjutnya Ismail menaruh harapan yang besar bahwa dengan adanya itu akan memperkuat daya sanding umat Islam dan juga penguatan keterampilan di tingkat pendidikan tinggi.
Komitmen dan dedikasi Profesor Arsyad Arsyad selama ini menjadi kunci dalam pengembangan IPI kedepan untuk itu mahasiswa dapat menjadikan itu sebagai pilihan utama dan pertama untuk menuntut ilmu pengetahuan.
“Termasuk pula dengan biaya SPP yang terjangkau. Kondisi ini tentu akan menjadikan IPI sebagai pilihan masyarakat untuk mengeyam Pendidikan tinggi,” tutup Ismail Suardi Wekke.