Terkini.id, Gowa – Sejak kemampuan mengingat saya tercapai dimana menduduki bangku sekolah dasar 1983-1989, sejak itu pulalah saya menyaksikan adanya SMP Muhammadiyah Camba. Begitu pula menyelesaikan usia-usia bermain di TK Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA) Camba.
Kini, tak lagi hanya SMP. Juga telah berdiri megah sekolah menengah atas. Keberadaan SMP dan SMA ini menjadi pendamping bagi sekolah negeri yang juga sudah ada. Baik SMP maupun SMA negeri. Dimana sesekali, ada siswa yang tidak bisa meneruskan pendidikan di sekolah negeri. Maka, ada sekolah swasta yang menjadi pilihan melanjutkan pendidikan.
Perlu diidentifikasi perubahan kelembagaan ini. Usai pertemuan dengan civitas akademika STAI DDI Maros, saya berjumpa dengan kawan sekolah allahuyarham ibu kami, Siti Maemuna Halide (wafat 2009). Cerita yang saya dengarkan bahwa ibu kami menyelesaikan pendidikan di PGA. Ini bisa berarti bahwa kala itu, bukan dengan intitusi sekolah tetapi madrasah.
Perkembangan kelembagaan ABA di Camba, tak lagi hanya di kelurahan Cempaniga yang merupakan ibukota kecamatan. Kala itu, kecamatan Camba terbentang dari Cenrana sampai ke Mallawa. Kini, ketiganya menjadi kecamatan tersendiri.
Salah satu ABA sudah berdiri di Tajo, Desa Sawaru, Camba. Status desa, tetap saja menjadi ruang pengembangan dimana untuk menyiapkan anak-anak balita sehingga bersiap ke sekolah dasar.
- Kabar Gembira! Demi mengoptimalkan layanan, BSI Gowa hadirkan layanan Weekend Banking
- Warga Meminta Pilkades Pattiro Sompe Khususnya Di TPS 5 Diulang
- ASPEKSINDO Gelar Sosialisasi Program Kedaireka
- Banyak Atlet Berprestasi, Ketua GBNN Sulsel Minta Gubernur dan Walikota Berikan Bonus Lebih Besar
- GBNN Sulsel Yakin Makassar Dominasi Raihan Medali Emas di Porprov 2022
Berdampingan dengan ABA yang berada di Balle, Cempaniga, Camba. Juga berdiri rumah bersalin. Walau berstatus rumah bersalin, sesekali layanan sunatan masal juga dilaksanakan. Termasuk diantaranya ketika Ikatan Alumni Pesantren IMMIM Pengurus Daerah Ujungpandang melaksanakan Amal Bakti Desa (1997).
Begitu pula ketika adanya pengungsi dari Timor Leste, allahuyarham Andi Nurhayati Baddare Situru mendirikan panti asuhan.
Kini, panti asuhan itu tidak lagi hanya satu. Juga sudah menyediakan bagi warga asuhan putra di Baroko yang dinamai Panti Asuhan Al Mubarak.
Sejak awal, kediaman Andi Nurhayati menjadi tempat mukim bagi warga yang berada jauh dari Cempaniga namun belum tersedia sekolah menengah. Kala itu, sekolah menengah pertama hanya ada di Cempaniga. Bahkan untuk SMA, keluarga perlu berpindah sementara ke Maros untuk akses sekolah menengah atas.
SMA Negeri 2 Maros, di Camba didirikan tahun 1983. Sejak itu pulalah akses pendidikan menengah atas tersedia sehingga warga Mallawa dan Cenrana, juga dapat bersekolah ke Camba.
Jejaring panti asuhan yang mengantarkan beberapa warga Camba atau Mallawa yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah. Hanya saja, tidak tersedia kerabat yang dapat ditempati selama masa pendidikan.
Diantara keterbatasan pilihan itu, akhirnya mereka tinggal di panti asuhan Muhammadiyah yang berada Makassar. Pilihan lokasi, diantaranya yang berdekatan dengan masjid raya, sekaligus mendekatkan kesempatan untuk belajar agama. Begitu pula dengan adanya sekolah menengah kejurusan, masa itu disebut sekolah teknik menengah.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar itu pulalah, sesekali juga menyaksikan kerabat yang melanjutkan pendidikan ke Gombara dimana berada Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam. Ini dapat dimaknai bahwa pengenalan dan perkenalan dengan institusi pendidikan pesantren Muhammadiyah telah dikenali bahkan sejak sebelum masa-masa itu.
Selain Puang Bau, nama panggilan Andi Nurhayati. Juga tokoh yang menggerakkan dakwah melalui Muhammadiyah diantaranya Haji Amin di Timpuseng. Begitu pula Dr. H. Nasiruddin Rasyid yang mukim di Camba tak kurang selama dua puluhan tahun. Pada perkembangan berikutnya, Haji Nas diamanahkan sebagai ketua pimpinan daerah Muhammadiyah Maros.
Jauh merefleksi, perkembangan Muhammadiyah di Camba diantaranya melalui kepeloporan Haji Ba Alwi Daeng Rahing yang memimpin Muhammadiyah Groep Maros yang didirikan pada tahun 1929 setahun setelah berdirinya empat groep yang merupakan pengembangan dari pengajian yang terlaksana di Makassar.
Muhammadiyah di Camba, memberikan akses dan juga pendampingan pendidikan. Tak lagi sebatas bagi warga Camba saja, namun menjangkau sampai ke Timor Leste.
Ini terwujud, diantaranya keberadaan jejaring institusi persyarikatan, kepeloporan, dan juga kesediaan masyarakat Camba untuk berpartisipasi dan berkontribusi bagi kepentingan dalaman mereka.
Ismail Suardi Wekke
Dewan Pendidikan Kabupaten Maros